KERETA KU , KERETA MU DAN KERETA KITA SEMUA . . . ! ! !
jangan lupa isi buku tamu yaaaa ! ! !

ARTI LOGO PT.KERETA API (PERSERO)


Logo dengan warna orange berupa gambar mirip angka 2, dengan kemiringan 70 derajat dan warna dasar putih yang menampakkan bagian depan kereta api kecepatan tinggi dengan arah yang saling berlawanan.

Gambar lambang menyiratkan sifat: tegas, pasti, tajam, gerak horisontal, juga bolak-balik. Dua garis lurus dengan ujung lengkung meruncing, dengan arah berlawanan, selain menggambarkan arah bolak-balik perjalanan kereta api, juga melambangkan pelayanan (memberi dan menerima).

Gaya Gambar :
Lugas, langsung, tajam, teknis, selaras dengan staf teknis kereta api. Ujung garis tajam tapi melengkung untuk menyiratkan arah/kecepatan (aerodinamis), tetapi cenderung agak tumpul melengkung, tidak terlampau tajam, agar memberi kesan aman (sesuatu bentuk yang terlampau runcing lebih memberi kesan ancaman, rasa sakit dan agresivitas, asosiatif kepada senjata tajam, duri dan semacamnya.

Sifat Gambar :
Sifat gambar lebih lugas, obyektif, rasional karena bentuk geometrisnya yang dominan dan bersifat maskulin. Kesan sangat modern, teknis, jelas terlihat
Read On 0 tulis komentar kamu disini

10 Stasuin Kereta Api Tertua Di Negara Indonesia

10. Stasiun Ijo (1880)

Stasiun Ijo (IJ) adalah stasiun kereta api yang terletak di sebelah barat Stasiun Gombong. Secara administratif, stasiun ini berada di Desa Bumiagung, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen. Selain sebagai stasiun persilangan, fungsi lainnya adalah sebagai pengontrol terowongan jalur rel (disebut Terowongan Ijo) yang berada di sisi timur stasiun ini. Pengelolaan stasiun yang terletak pada ketinggian +25 m dpl ini berada di bawah Daerah Operasi 5 Purwokerto. Stasiun yang dibangun pada pertengahan tahun 1880-an ini jarang disinggahi oleh kereta api. Stasiun berperon sisi ini memiliki tiga jalur rel.





9. Stasiun Malang Kotalama (1879)

Stasiun Malang Kotalama (MLK) merupakan stasiun kereta api yang terletak di Kecamatan Sukun, Malang. Stasiun yang berada pada ketinggian +429 m dpl ini berada di Daerah Operasi 8 Surabaya. Stasiun ini merupakan stasiun KA paling selatan yang berada di Kota Malang, dan tertua, dibangun pada tahun 1879. Penambahan nama "Kotalama" dimaksudkan untuk membedakan dengan Stasiun Malang Kotabaru yang dibangun belakangan.
Dari Stasiun Malang Kotalama terdapat percabangan rel yang menuju ke Dipo Pertamina.



8. Stasiun Surabaya Kota (1878)

Stasiun Surabaya Kota (SB) yang populer dengan nama Stasiun Semut terletak di Bongkaran, Pabean Cantikan, Surabaya. Letaknya sebelah utara Stasiun Surabaya Gubeng dan juga merupakan stasiun tujuan terakhir di kota Surabaya dari jalur kereta api selatan pulau Jawa yang menghubungkan Surabaya dengan Yogyakarta dan Bandung serta Jakarta. Stasiun lain yang juga penting di Surabaya adalah Stasiun Pasar Turi yang menghubungkan Surabaya dengan Semarang. Baru dalam masa kemerdekaan, Jawatan Kereta Api mengadakan layanan kereta api antara Jakarta dan Surabaya Pasar Turi melalui Semarang.
Berdasarkan sejarahnya, Stasiun Surabaya Kota dibangun ketika jalur kereta api Surabaya-Malang dan Pasuruan mulai dirintis sekitar tahun 1870. Tujuannya untuk mengangkut hasil bumi dan perkebunan dari daerah pedalaman Jatim, khususnya dari Malang, ke Pelabuhan Tanjung Perak yang juga mulai dibangun sekitar tahun itu. Gedung ini diresmikan pada tanggal 16 Mei 1878. Dengan meningkatnya penggunaan kereta api, pada tanggal 11 Nopember 1911, bangunan stasiun ini mengalami perluasan hingga ke bentuknya yang sekarang ini.




7. Stasiun Purwosari (1875)

Stasiun Purwosari (PWS) merupakan stasiun kereta api yang terletak di Jl. Slamet Riyadi No. 502, Purwosari, Lawiyan, Surakarta. Stasiun yang terletak pada ketinggian +98 m dpl ini berada di Daerah Operasi 6 Yogyakarta.
Stasiun Purwosari dibangun pada tahun 1875, dan merupakan stasiun tertua di Surakarta. Pembangunannya ditangani oleh NISM. Stasiun Purwosari berada di wilayah Mangkunegaran.



6. Stasiun Solo Balapan (1873)

Stasiun Solo Balapan (kode: SLO, +93m) adalah stasiun induk di Kestalan dan Gilingan, Banjarsari, Surakarta yang menghubungkan Kota Bandung, Jakarta, Surabaya, serta Semarang. Stasiun ini didirikan oleh jaringan kereta api masa kolonial NIS pada abad ke-19 (tepatnya 1873)



5. Stasiun Kedungjati (1873)

Stasiun Kedungjati (KEJ) merupakan stasiun kereta api yang terletak di Kedungjati, Kedungjati, Grobogan. Stasiun yang terletak pada ketinggian +36 m dpl ini berada di Daerah Operasi 4 Semarang. Stasiun Kedungjati diresmikan pada bulan 21 Mei 1873. Arsitektur stasiun ini serupa dengan Stasiun Willem I di Ambarawa, bahkan dulu beroperasi jalur KA dari Kedungjati ke

Ambarawa, yang sudah tidak beroperasi pada tahun 1976. Pada tahun 1907, Stasiun Kedungjati yang tadinya dibangun dari kayu diubah ke bata berplester dengan peron berkonstruksi baja dengan atap dari seng setinggi 14,65 cm.



4. Stasiun Ambarawa (1873)

Museum Kereta Api Ambarawa adalah sebuah stasiun kereta api yang sekarang dialihfungsikan menjadi sebuah museum di Ambarawa, Jawa Tengah yang memiliki kelengkapan kereta api yang pernah berjaya pada zamannya. Salah satu kereta api uap dengan lokomotif nomor B 2502 dan B 2503 buatan Maschinenfabriek Esslingen sampai sekarang masih dapat menjalankan aktivitas sebagai kereta api wisata. Kereta api uap bergerigi ini sangat unik dan merupakan salah satu dari tiga yang masih tersisa di dunia. Dua di antaranya ada di Swiss dan India. Selain koleksi-koleksi unik tadi, masih dapat disaksikan berbagai macam jenis lokomotif uap dari seri B, C, D hingga jenis CC yang paling besar (CC 5029, Schweizerische Lokomotiv und Maschinenfabrik) di halaman museum.



3. Stasiun Lempuyangan (1872)

Stasiun Lempuyangan (kode: LPN, +114 m dpl) adalah stasiun kereta api yang terletak di Kota Yogyakarta, berjarak sekitar 1 km di sebelah timur dari stasiun utama di kota ini, yaitu Stasiun Yogyakarta. Stasiun yang didirikan pada tanggal 2 Maret 1872 ini melayani pemberhentian semua KA ekonomi yang melintasi Yogyakarta. Stasiun Lempuyangan beserta dengan rel yang membujur dari barat ke timur merupakan perbatasan antara Kecamatan Gondokusuman di utara dan Danurejan di selatan.



2. Stasiun Semarang Tawang (1868)

Stasiun Semarang Tawang (kode SMT) adalah stasiun induk di Tanjung Mas, Semarang Utara, Semarang yang melayani kereta api eksekutif dan bisnis. Kereta api ekonomi tidak singgah di stasiun ini. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api besar tertua di Indonesia setelah Semarang Gudang dan diresmikan pada tanggal 19 Juli 1868 untuk jalur Semarang Tawang ke Tanggung. Jalur ini menggunakan lebar 1435 mm. Pada tahun 1873 jalur ini diperpanjang hingga Stasiun Solo Balapan dan melanjut hingga Stasiun Lempuyangan di Yogyakarta.


1. Stasiun Semarang Gudang / Tambaksari (1864)

Stasiun ini dibangun pada tanggal 16 Juni 1864 yang diresmikan oleh Gubernur Jenderal Baron Sloet van de Beele. Untuk pengoperasian rute ini, pemerintah Belanda menunjuk Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), salah satu markas NIS yang sekarang dikenal sebagai Gedung Lawang Sewu. Dan tepatnya pada 10 Agustus 1867 sebuah kereta meluncur untuk pertama kalinya di stasiun ini.


(sumber : http://zona-orang-gila.blogspot.com/)
Read On 0 tulis komentar kamu disini

SEJARAH KERETA API DI INDONESIA

Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA didesa Kemijen Jum'at tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh "Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij" (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada Hari Sabtu, 10 Agustus 1867.

Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan KA antara Kemijen - Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang - Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan KA didaerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864 - 1900 tumbuh dengan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870 menjadi 110 km, tahun 1880 mencapai 405 km, tahun 1890 menjadi 1.427 km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 km.

Selain di Jawa, pembangunan jalan KA juga dilakukan di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), bahkan tahun 1922 di Sulawasi juga telah dibangun jalan KA sepanjang 47 Km antara Makasar - Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923, sisanya Ujungpandang - Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi jalan KA Pontianak - Sambas (220 Km) sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok, juga pernah dilakukan studi pembangunan jalan KA.




Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di Indonesia mencapai 6.811 km. Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, kurang lebih 901 km raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan KA disana.

Jenis jalan rel KA di Indonesia semula dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm; 750 mm (di Aceh) dan 600 mm dibeberapa lintas cabang dan tram kota. Jalan rel yang dibongkar semasa pendudukan Jepang (1942 - 1943) sepanjang 473 km, sedangkan jalan KA yang dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83 km antara Bayah - Cikara dan 220 km antara Muaro - Pekanbaru. Ironisnya, dengan teknologi yang seadanya, jalan KA Muaro - Pekanbaru diprogramkan selesai pembangunannya selama 15 bulan yang memperkerjakan 27.500 orang, 25.000 diantaranya adalah Romusha. Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro - Pekanbaru.

Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, karyawan KA yang tergabung dalam "Angkatan Moeda Kereta Api" (AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah yang terjadi pada tanggal 28 September 1945, pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada ditangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperkenankan lagi campur tangan dengan urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya "Djawatan Kereta Api Republik Indonesia" (DKARI).


(Sumber : http://kereta-api.com/)




























Read On 0 tulis komentar kamu disini

PENGARUH TELEVISI TERHADAP KENAKALAN REMAJA

A.     Latar Belakang


Di sepanjang kehidupannya, manusia melalui berbagai masa dan tahapan. Tidak  diragukan lagi, tidak ada satupun masa yang lebih manis dan indah seperti masa yang dinikmati oleh anak-anak. Orang-orang dewasa senantiasa  mengenang masa kecil mereka dengan penuh rasa suka cita dan mereka akan menceritakan peristiwa dan kenangan masa kecil itu dengan penuh semangat. Permainan, imajinasi, rasa ingin tahu, dan ketiadaan beban hidup, membuat  masa kanak-kanak menjadi manis dan menarik buat semua orang. Namun, dewasa ini, para ahli psikologi dan sosial meyakini, era kanak-kanak di dunia sedang berhadapan dengan keruntuhan dan akan tinggal menjadi sejarah saja. Di masa yang akan datang, anak-anak di dunia tidak akan lagi menikmati masa kanak-kanak yang manis, yang seharusnya menjadi masa terpenting dalam membentuk kepribadian mereka.

 

Di antara berbagai media massa, televisi memainkan peran yang terbesar dalam menyajikan informasi yang tidak layak dan terlalu dini bagi bagi anak-anak. Menurut para pakar masalah media dan psikologi di balik keunggulan yang dimilikinya, televisi berpotensi besar dalam meninggalkan dampak negatif di tengah berbagai lapisan masyarakat, khususnya anak-anak. Memang terdapat usaha untuk menggerakan para orangtua agar mengarahkan anak-anak mereka supaya menonton program atau acara yang dikhususkan untuk mereka saja, namun pada prakteknya, sedikit sekali orangtua yang memperhatikan ini.

 

Menurut sebuah penelitian yang telah dilakukan di Amerika, banyak sekali anak-anak yang menjadi pemirsa program-program televisi yang dikhususkan untuk orang dewasa. Anak-anak dihadapkan dengan pembunuhan, kekerasan, penculikan, penyanderaan, amoral dan asusila, keruntuhan moral, budaya dan sosial. Dampak dari problema ini adalah timbulnya kekacauan dan kerusakan pada kepribadian anak-anak dan akhirnya kepribadian kanak-kanak itu menjadi terhapus  dan hilang sama sekali.

 

Neil Postman dalam bukunya The Disappearance of Childhood (Lenyapnya Masa Kanak-Kanak), menulis bahwa sejak tahun 1950, televisi di Amerika telah menyiarkan program-program yang seragam dan anak-anak, sama seperti anggota masyarakat lainnya, menjadi korban gelombang visual yang ditunjukkan televisi. Dengan menekankan bahwa televisi telah memusnahkan dinding pemisah antara dunia kanak-kanak dan dunia orang dewasa, Neil Postman menyebutkan tiga  karakteristik televisi. Pertama, pesan media ini dapat sampai kepada pemirsanya tanpa memerlukan bimbingan atau petunjuk. Kedua, pesan itu sampai tanpa memerlukan pemikiran. Ketiga, televisi tidak memberikan pemisahan  bagi para pemirsanya, artinya siapa saja dapat menyaksikan siaran televisi Masalah kenakalan remaja merupakan masalah yang kompleks terjadi di berbagai kota di Indonesia. Sejalan dengan arus modernisasi dan teknologi yang semakin berkembang, maka arus hubungan antar kota-kota besar dan daerah semakin lancar, cepat dan mudah. Dunia teknologi yang semakin canggih, disamping memudahkan dalam mengetahui berbagai informasi di berbagai media, disisi lain juga membawa suatu dampak negatif yang cukup meluas di berbagai lapisan masyarakat.

Diantara dampak negatif dari perkembangan media massa dewasa ini, adalah pengaruh siaran TV terhadap kenaikan tingkat kenakalan remaja. Untuk itu makalah ini berusaha mengupas permasalahan tersebut melalui kajian sederhana kami.

 

B.     Rumusan Masalah

 

Dari latar belakang permasalahan di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :

“Bagaimana dampak siaran TV terhadap kenakalan remaja dan bagaimana cara mengatasinya ?”


BAB II

PEMBAHASAN

 

 

A.     Gambaran Umum Pengaruh TV Terhadap Remaja

 

Meningkatnya kenakalan remaja saat ini merupakan salah satu dampak dari media informasi yaitu program siaran televisi yang dinilai kurang memberikan nilai edukatif bagi remaja ketimbang nilai amoralnya. Hal ini disebabkan karena industri perfilman kurang memberikan pesan-pesan moral terhadap siaran yang ditampilkan. Dapat diperhatikan dalam berbagai program televisi seperti pada sinetron-sinetron maupun reality show yang banyak menayangkan tentang pergaulan bebas remaja bersifat pornografis, kekerasan, hedonisme dan sebagainya untuk selalu ditampilkan di layar kaca. Oleh karena program tersebut banyak diminati publik, khususnya remaja. Sehingga dapat memberikan suatu peluang bisnis bagi pihak stasiun TV yaitu misalnya berupa banyaknya iklan yang masuk.   

Berbagai acara yang menayangkan tentang pergaulan bebas remaja di kota besar yang sarat akan dunia gemerlap (dugem). Seperti tayangan remaja dalam mengonsumsi obat-obatan terlarang, cara berpakaian yang terlalu minim alias kurang bahan / sexy, goyang-goyangan yang sensual para penyanyi dangdut, kisah percintaan remaja hingga menimbulkan seks bebas, ucapan-ucapan kasar dengan memaki-maki atau menghina dan sebagainya. Inilah yang seringkali menjadi contoh tidak baik yang sering mempengaruhi remaja-remaja yang berada di kota maupun di daerah untuk mengikuti perilaku tersebut.

Dari tayangan – tayangan  tersebut ada remaja yang hanya sekedar menyaksikan, tapi tidak terpengaruh mengikutinya. Dan ada juga remaja yang memang gemar menyaksikan dan terpengaruh untuk mengikuti hal tersebut guna mencari sensasi di lingkungan pergaulan. Remaja inilah yang paling rawan melakukan berbagai pelanggaran, karena mereka mudah terpengaruh dan ingin mencari sensasi di lingkungan pergaulan agar dapat disebut sebagai remaja yang gaul.

Terhadap remaja yang mudah terpengaruh oleh adegan-adegan tersebut, mengakibatkan mereka selalu berbuat iseng dalam bergaul atau dalam bentuk kenakalan. Apalagi mereka bergaul dengan teman yang nakal maka semakin mudah pula mereka terpengaruh. Seperti nonton film porno karena ketertarikan akan program televisi yang bersifat sensualitas hingga menimbulkan suatu bentuk penyimpangan dalam bergaul. Serta cara berpacaran yang sudah melewati batas, hingga menimbulkan seks bebas di kalangan remaja yang pada akhirnya banyak diantara remaja-remaja yang menikah di usia muda. Selain itu juga dapat menimbulkan pemerkosaan dan pencabulan d ikalangan remaja.

Begitu juga program yang menayangkan adegan kekerasan sehingga remaja yang pola pikirnya masih labil dan emosional cenderung untuk melakukan perilaku yang kasar dan tidak sopan baik kepada teman sendiri, maupun kepada guru bahkan orang tua sekalipun. Banyak sekali dampak negatif yang dirasakan terhadap remaja hanya saja terkadang remaja tidak terlalu merespon berbagai dampak yang muncul.

Meskipun banyak para remaja terjerumus pada hal-hal yang kurang baik namun tidak semua remaja terpengaruh oleh tayangan televisi yang menyimpang tersebut. Diantara remaja-remaja, pastinya juga ada yang mengambil sisi positif dari acara yang diberikan. Kenakalan remaja akibat dari program televisi menyimpang dapat terjadi apabila didukung pula oleh lingkungan yang memberikan kesempatan buruk terhadap pergaulan mereka.  

Begitu juga tidak semua tayangan mengenai sinetron remaja itu jelek. Jika para anak atau remaja dapat mengambil sisi positif dari tayangan tersebut, tentu tidak akan ada masalah terhadap pribadi dan lingkungannya. Namun jika mereka meniru berbagai tayangan yang dinilai kurang mendidik, seperti pergaulan bebas dan saling mempengaruhi diantara lingkungan yang memang menyediakan lingkungan yang kurang baik. Kemungkinan remaja akan melakukan berbagai penyimpangan, baik dari segi agama maupun moral dan etika bahkan tak jarang memuaskan nafsu akhirnya melakukan pelanggaran hukum.

 

B.     Kondisi Labil Remaja

Kita ketahui bahwa usia remaja merupakan masa labil pada seseorang. Dimana saat itu timbul rasa ingin menunjukkan diri ”ini aku”. Oleh karena itu sikap meniru pada kalangan remaja merupakan suatu bentuk dari masa pubertas yang dialami oleh keadaan jiwa yang masih labil. Artinya jika mereka tidak dapat mengontrol diri dengan baik dan apabila waktu luang  juga tidak dapat dimanfaatkan dengan sebaik mungkin, maka perbuatan iseng dan kenakalan lainnya mudah sekali terjadi. Seperti halnya bolos sekolah di saat jam pelajaran, narkoba dan cara berpakaian yang berlebihan dan tak sepantasnya untuk digunakan ujungnya dapat menimbulkan seks bebas dan akibatnya banyak remaja menikah di usia remaja atau tidak keperawanan lagi. Atau dampak lain pada kenakalan remaja seperti pencurian, cabul, perkosaan, pemerasan, narkoba kebut-kebutan di jalan atau tawuran antar sekolah dalam ajang menunjukkan kejagoannya.

 

C.     Faktor Kenakalan Remaja

Berdasarkan perkembangan zaman saat ini adapun  yang menjadi faktor-faktor penyebab kenakalan remaja saat ini adalah :

1.      Faktor intern : adalah faktor yang datangnya dari dalam tubuh remaja sendiri. Faktor intern ini jika mendapatkan contoh-contoh yang kurang mendidik dari tayangan televisi akan menimbulkan niat remaja untuk meniru adegan-adegan yang disaksikan pada isi program televisi tersebut. Khususnya menyangkut masalah pergaulan remaja di zaman sekarang yang makin berani mengedepankan nilai-nilai budaya luar yang tidak sesuai dengan adat budaya bangsa. Akhirnya keinginan meniru tersebut dilakukan hanya sekedar rasa iseng untuk mencari sensasi dalam lingkungan pergaulan dimana mereka bergaul tanpa batas dan norma agar dipandang oleh teman-temannya dan masyarakat sebagai remaja yang gaul dan tidak ketinggalan zaman. Timbulnya minat atau kesenangan remaja yang memang gemar menonton acara televisi tersebut dikarenakan kondisi remaja yang masih dalam tahap pubertas. Sehingga rasa ingin tahu untuk mencontoh berbagai tayangan tersebut yang dinilai kurang memberikan nilai moral bagi perkembangan remaja membuat mereka tertarik. Dan keinginan untuk mencari sensasi pun timbul  dengan meniru tayangan-tayangan tersebut, akibat dari kurangnya pengontrolan diri yang dikarenakan emosi jiwa remaja yang masih labil.

2.      Faktor ekstern: adalah faktor yang datangnya dari luar tubuh remaja. Faktor ini dapat disebut sebagai faktor lingkungan yang memberikan contoh atau teladan negatif serta didukung pula oleh lingkungan yang memberikan kesempatan. Hal ini disebabkan karena pengaruh trend media televisi saat ini yang banyak menampilkan adegan-adegan yang bersifat pornografi, kekerasan, hedonisme dan hal-hal yang menyimpang dari nilai moral dan etika bangsa saat ini. sepertinya media televisi telah memaksa remaja untuk larut dalam cerita-cerita yang mereka tampilkan seolah-olah memang begitulah pergaulan remaja seharusnya saat ini. Yang telah banyak teradopsi oleh nilai-nilai budaya luar yang kurang dapat mereka seleksi mana yang layak dan yang tidak layak untuk ditiru.

3.      Kurangnya perhatian dari orang tua dan lingkungan yang memang menyediakan pergaulan buruk. Maka memberikan dampak buruk pula bagi remaja untuk mudah larut dalam hal-hal negatif. Baik dari tayangan televisi maupun dari pergaulan teman-temannya. Kurangnya perhatian orang tua banyak para remaja mencari perhatian di dunia luar. Mereka cenderung melakukan atau mencari kesenangan  di lingkungan pergaulannya. Ikut-ikutan dan tak lagi dapat membedakan yang mana baik dan buruk. Rasa takut hilang karena menganggap banyak temannya yang melakukan hal keliru tersebut. Hingga akhirnya ketergantungan dan mereka terus melakukannya berulang kali seperti halnya biasa dan membentuk sebuah budaya yang tak bisa lepas dari hidup mereka. Seperti mengkonsumsi minuman keras, narkoba dan kegiatan lain yang dinilai dapat memberikan kesenangan sesaat. Dan dampak dari kegiatan tersebut akan menciptakan orang-orang yang hedonis.

 

D.     Solusi Orang Tua Dalam Menanggulangi Dampak Negatif Televisi Terhadap Anak

 

Untuk mendapatkan manfaat yang besar dari TV dan terhindar dari bahaya yang bisa ditimbulkannya, keluarga Indonesia perlu mengontrol anaknya. Dengan cara antara lain: Pertama, membangun komitmen bersama untuk menentukan jam atau hari bebas TV dalam keluarga sehingga anak menghargai makna waktu dalam keluarga: waktu sholat, belajar, makan, bercengkerama tanpa intervensi TV. TV tak menghantui aktivitas penting dalam keluarga. Tanamkan kedisiplinan untuk menyikapi TV seperti menyikapi kegiatan hidup lain yang selalu punya awal dan akhir. Kedua, kontrol terhadap TV dapat disiasati dengan menempatkannya tidak di tempat sentral. Tapi di sudut atau pojok rumah yang bisa mengurangi selera untuk menyalakannya. Ketiga, acara yang menambah wawasan ilmu pengetahuan, agama, politik, dan budaya perlu menjadi agenda bersama dalam keluarga. Terakhir, sepakati acara TV apa saja yang perlu dijadikan musuh bersama. Jadi, jangan posisikan keluarga kita sebagai tempat sampah bagi acara TV yang dibuat tanpa pertimbangan estetika, etika dan logika. Jangan biarkan rohani anak kita lelah dibiusnya.

 

Adapun beberapa solusi yang bisa dilakukan oleh para orantua untuk membendung pengaruh televisi adalah sebagai berikut :

 

a. Beri batasan waktu untuk menonton televisi. Kapan ia boleh dan kapan waktunya ia harus berhenti menonton televisi. Untuk anak prasekolah, kondisi tersebut mungkin agak sulit karena pada usia tersebut anak sudah mulai bisa membantah. Cobalah membuat kesepakatan bersama mengenai batasan-batasannya. Misalnya jenis tayangan yang ia inginkan dan lamanya waktu menonton. Untuk batita, tetapkan batasan waktunya, yaitu cukup satu jam sehari. Sedangkan untuk usia prasekolah boleh menonton televisi kurang dari dua jam sehari.

 

b. Manfaatkan waktu yang sedikit tersebut sekaligus sebagai sarana belajar anak. Duduklah bersama anak dan diskusikan isi tayangan pilihannya. Siapkan kegiatan alternatif pengganti agar anak tidak lagi merengek dan kembali menonton televisi.

 

c. Tanamkan nilai-nilai keluarga secara berulang agar anak mengerti apa yang boleh dan tidak boleh dilakukannya sehingga anak lebih percaya diri menghadapi teman-temannya.

 

d. Usahakan TV hanya menjadi bagian kecil dari keseimbangan hidup anak. Yang penting, anak-anak perlu punya cukup waktu untuk bermain bersama teman-teman dan mainannya, untuk membaca cerita dan istirahat, berjalan-jalan dan menikmati makan bersama keluarga. Sebenarnya, umumnya anak-anak senang belajar dengan melakukan berbagai hal, baik sendiri maupun bersama orang tuanya.

 

e. Mengikutsertakan anak dalam membuat batasan. Tetapkan apa, kapan, dan seberapa banyak acara TV yang ditonton. Tujuannya, agar anak menjadikan kegiatan menonton TV hanya sebagai pilihan, bukan kebiasaan, ia menonton jika perlu saja. Hal ini akan mengajarkan pada anak bahwa mereka harus memilih (acara yang paling digemari),menghargai waktu dan pilihan,

 

Masalah jenis program yang ditonton sangat penting dipertimbangkan sebab itu menyangkut masalah kekerasan, adegan seks, dan bahasa kotor yang kerap muncul dalam suatu acara. Kadang ada acara yang bagus karena memberi pesan tertentu, tetapi di dalamnya ada bahasa yang kurang sopan, atau adegan - seperti pacaran, rayuan - yang kurang cocok untuk anak-anak. Maka sebaiknya orang tua tahu isi acara yang akan ditonton anak. Usia anak dan kedewasaan mereka harus jadi pertimbangan. Dalam hal seks, orang tua sebaiknya bisa memberi penjelasan sesuai usia, kalau ketika sedang menonton dengan anak-anak tiba-tiba nyelonong adegan yang menjurus kepada pornografi atau.

Masalah bahasa pun perlu diperhatikan agar anak tahu mengapa suatu kata kurang sopan untuk ditiru. Orang tua bisa menjelaskannya sebagai ungkapan untuk keadaan khusus, terutama di TV untuk mencapai efek tertentu. Dua jam sudah cukup Kapan dan berapa lama anak boleh menonton TV, semua itu tergantung pada cara sebuah keluarga menghabiskan waktu mereka bersama, Bisa saja di waktu santai sehabis makan malam bersama, atau justru sore hari.

 

 


BAB III

PENUTUP

 

Berdasarkan kajian sebagaimana di uraikan di atas penulisan menyimpulkan hal–hal yang berkaitan dengan penyelesaian permasalahan sebagai berikut

 

1. Dari sekian banyak tayangan yang disajikan televisi, kebanyakan dapat mempengaruhi sikap penontonnya setelah atau pada saat melihat tayangan televisi. Sehingga hal ini baik secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi akhlak penontonnya baik pengaruh yang positif maupun pengaruh yang negatif.

 

2. Tayangan televisi yang menyajikan acara hiburan atau acara bernuansa kekerasan maka biasanya anak-anak cenderung menyukai tayangan tersebut karena apa yang ditonton di tayangan televisi biasanya anak cenderung akan menirunya sehingga takut akan merusak akhlak anak.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Ahmadi, Abu.(2004). Sosiologi Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta.

 

Goode, J. William.(2007). Sosiologi Keluarga. Jakarta, Bumi Aksara.

 

Nasution, S. 1995. Sosiologi Pendidikan. Jakarta, Bumi Aksara.

 

Sardiman. 2007. Interaksi&Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. PT Raja Garafindo Persada.

 

Soekanto, Sarjono. (1995). Sosiologi: Suatu Pengantar, Â Jakarta. PT Raja Garafindo Persada

Read On 0 tulis komentar kamu disini

kabinet indonesia bersatu jilid II

Pada 20 Oktober 2009, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)- Boediono secara resmi akan dilantik menjadi presiden dan wakil presiden oleh MPR.

Sehari berikutnya mereka akan mengumumkan nama-nama menteri yang akan menduduki pos-pos kementerian. Para menteri pilihan SBY-Boediono itu rencananya akan dilantik dan diambil sumpahnya pada 21 Oktober 2009. Di berbagai media massa saat ini sudah beredar nama-nama menteri yang hendak menduduki pospos kementerian.

Para calon menteri itu ada wajah-wajah lama dari Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) masa pemerintahan SBY-Jusuf Kalla dan para calon menteri wajahwajah baru dari kalangan profesional (nonpartai) maupun dari orang-orang partai, termasuk di dalamnya figurfigur yang selama ini menjadi tim sukses pasangan SBY-Boediono.

Gemuk
Para pengamat dan pemerhati mengharapkan kabinet yang akan dibentuk oleh duet SBY-Boediono nanti akan ramping. Hal ini karena kabinet sebelumnya (KIB) terlalu gemuk, akibatnya tidak efisien dan efektif. Karena itu mereka berharap kabinet mendatang benarbenar ramping.

Sehubungan dengan itu, beberapa pos kementerian atau departemen bisa dilikuidasi atau digabung. Tuntutan perlunya perampingan kabinet itu juga merujuk pada negara-negara lain. Amerika Serikat hanya mempunyai 15 menteri dalam kabinet, di Jepang jumlah kementerian hanya 25 menteri, Thailand 15 menteri, Republik Rakyat China 20, Malaysia 27, dan Australia 18 (Edy Suandi Hamid). Sepertinya harapan agar kabinet nanti ramping tampaknya tidak akan terpenuhi. Kabinet mendatang sepertinya tetap akan gemuk.

Hal-hal yang menyebabkan kabinet mendatang tetap gemuk, antara lain karena faktor-faktor teknis. Duet SBY-Boediono tentu tidak begitu saja mengabaikan figur-figur yang selama ini sudah bekerja keras dalam memenangkan kedua pasangan ini. Sebagai imbalannya tentu di antara sosok di balik kemenangan SBY-Boediono akan mendapat jatah menteri. Para partai koalisi pengusung pasangan SBY-Boediono sudah akan mendapat jatah menteri.

Di antara partai koalisi penyokong pasangan ini, sebanyak lima parpol memiliki wakil di DPR dan sebanyak 24 parpol di luar parlemen. Para parpol penyokong itu sudah pasti, paling tidak bagi parpol-parpol yang duduk di parlemen, akan meminta jatah kursi. Jatah menteri yang diminta tentu tidak minimalis, tetapi maksimalis. Apalagi kemudian, seperti yang kerap disampaikan, koalisi yang sudah ada itu akan diperluas lagi dengan mengajak Golkar, PDIP, dan Gerindra. Bila partai-partai yang sudah kalah dalam pemilihan presiden itu jadi bergabung, maka otomatis mereka akan mendapatkan jatah menteri.

Dengan kondisi seperti itu, harapan terbentuknya kabinet yang ramping tampaknya seperti “jauh panggang dari api”. Atau dalam bahasa guyonan pelawak Srimulat, Asmuni, itu merupakan suatu “hil yang mustahal”, plesetan dari suatu hal yang mustahil, yaitu suatu yang tidak mungkin akan tercapai. Kabinet yang dibentuk, sekali lagi, pasti akan gemuk.

Figur Kompeten

Harapan kita pada pemerintahan SBY-Boediono dalam membentuk kabinet, baik yang berasal dari kalangan nonpartai maupun kalangan partai, sungguh-sungguh diisi oleh figur-figur yang memiliki integritas, profesional, kompeten, dan memiliki keahlian di bidangnya. Jangan sampai mereka yang menjadi menteri tidak memenuhi kualifikasi tersebut.

Seperti yang dijanjikan oleh SBY sendiri dalam pidato penerimaan kemenangannya (acceptance speech) bahwa dia akan mempersiapkan sebuah kabinet baru yang terdiri dari tenaga-tenaga yang kompeten, bersih, jujur, dan penuh dedikasi. Tidak itu saja, SBY juga akan menyiapkan pakta integritas dan kontrak kerja sebagai bagian penting dalam pelaksanaan tugas kabinet.

Sehubungan dengan itu SBY berjanji, “Saya akan memilih yang terbaik, yang profesional dari semua kalangan, baik dari partai politik maupun dari kalangan nonpartai. Saya akan memastikan bahwa kabinet baru nanti akan siap untuk bekerja sejak hari pertama mereka dilantik.”

Reformasi Birokrasi

Banyak tantangan yang dihadapi dalam kabinet mendatang. Sejumlah ahli mengemukakan tantangan-tantangan yang mesti dihadapi dan dicari solusi. Dalam menghadapi krisis global, kabinet mendatang mesti mampu mencegah dan mengatasi jangan sampai terjadi krisis ekonomi yang kedua kali bagi Indonesia.

Masalah kemiskinan yang masih tetap tinggi perlu dicari solusi yang tepat untuk mengatasinya. Apakah program BLT masih tetap relevan untuk terus dipertahankan? Begitu juga dengan masalah pengangguran. Angka pengangguran di Indonesia, baik pengangguran absolut maupun setengah pengangguran, juga masih tinggi. Ekspektasi para pelajar atau mahasiswa yang telah lulus ingin segera memperoleh pekerjaan begitu tinggi. Perlu ada kanalisasi bagi mereka agar di kemudian hari tidak menjadi masalah dan “bom waktu”.

Begitu juga dengan masalah dunia pendidikan, usaha ekonomi rakyat, dan infrastruktur fisik seperti jalan dan jembatan, khususnya di luar Jawa, mesti mendapat skala prioritas. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, problem utamanya ada di hulu, yaitu birokrasi. Selama ini, menurut hemat penulis, program-program yang dicanangkan oleh pemerintah relatif bagus. Persoalannya terletak pada implementasi. Sesungguhnya aktor utama penggerak program-program tersebut, selain pemimpin departemen (para menteri), adalah birokrasi.

Persoalannya, birokrasi di Indonesia belum banyak berubah. Budaya dan mental birokrasi belum reformis. Sudah lama memang good governance didengungkan. Para pejabat dan aparat birokrasi hafal di luar kepala dengan kata good governance beserta prinsip-prinsip yang menyertainya. Good governance sepertinya sudah menjadi mantra bagi mereka. Namun, prinsip-prinsip good governance itu sepertinya sungguh-sungguh hanya mantra saja, kurang diimplementasikan. Karena itu,yang pertama-tama dan utama yang mesti segera dilakukan adalah melakukan reformasi birokrasi.

Seperti kita ketahui, kondisi birokrasi tidak efisien dan tidak efektif. Selama birokrasi Indonesia belum reformis, sesuai dengan prinsip-prinsip good governance, saya kira program-program sebagus apa pun yang dicanangkan tidak akan terimplementasi dengan optimal dan akan mencapai sasaran dengan tepat.

Sesuai janji yang disampaikan dalam kampanye pemilihan presiden dan pidato penerimaan, tekad untuk melakukan reformasi birokrasi menjadi prioritas utama SBY-Boedino. Semoga! (*)

Read On 0 tulis komentar kamu disini

Menebak pendekatan SBY dalam Membentuk Kabinet

Isu seusai pemilihan presiden (pilpres) sampai September atau Oktober yang menarik untuk dicermati oleh banyak pihak adalah susunan kabinet periode 2009-2014.

Saat ini saja telah muncul isu yang berkait dengan kabinet periode 5 tahun mendatang, seperti berapa jatah kursi dari masing-masing partai pendukung, apakah Susilo Bambang Yudhoyono akan mengakomodasi menteri dari partai kompetitornya dalam pilpres yang lalu, sampai pada figur-figur yang berpeluang besar untuk duduk menjadi pembantu presiden masa bakti 2009-2014.

Tentu saja kita tahu persis bahwa pemilihan anggota kabinet adalah sepenuhnya adalah hak prerogatif presiden terpilih. Namun, ada baiknya kita mencoba memahami bagaimana proses pemilihan anggota kabinet tersebut terjadi.

Banyak perspektif ilmu yang bisa menjelaskan bagaimana presiden melakukan pilihan politik dalam penentuan orang-orang yang akan ditempatkan sebagai menteri dalam kabinetnya. Dalam kesempatan ini saya mencoba memandang fenomena tersebut dari sudut pandang ekonomi politik.

Setidaknya ada dua teori penting yang menelaah bagaimana seorang politisi mengambil keputusan dalam menentukan pilihan politik yang paling rasional bagi mereka.

Yang pertama seperti yang dikemukakan oleh James Buchanan (peraih Nobel bidang ekonomi) dengan teori terkenalnya yang disebut rational choice.

Pandangan Buchanan punya prinsip dasar bahwa ketika seorang politisi melakukan pilihan, mereka sebenarnya memperjuangkan kepentingannya sendiri atau kelompok (partai), dan bukan pada kepentingan masyarakat luas. Tidak terkecuali dalam pemilihan menteri-menteri dalam kabinet oleh seorang presiden.

Kalau kita melihat dari sudut pandang rational choice, menjadi menarik untuk mengetahui apa kepentingan presiden dan kelompoknya dalam penyusunan kabinet tersebut.

Kepentingan presiden

Untuk itu kita perlu menempatkan satu hipotesis tentang ‘kepentingan’ presiden dan kelompoknya dalam penyusunan kabinet. Ada dua hipotesis yang coba kita elaborasi dalam konteks ini.

Pertama, sebagai presiden yang terpilih untuk kedua kalinya dan tidak punya kemungkinan untuk terpilih lagi maka adalah penting bagi Yudhoyono untuk mengakhiri pengabdian dengan khusnul khatimah sebagai pemimpin dan negarawan yang sukses dalam sejarah Indonesia.

Kedua, Yudhoyono tentu punya kepentingan bagaimana agar Partai Demokrat bisa eksis lebih lanjut bahkan lebih besar posisi politiknya pada tahun 2014 dibandingkan dengan yang telah dicapai pada 2009.

Pasalnya, walaupun tidak menjadi presiden lagi, tetapi dengan menjadikan partainya tetap terbesar pada 2014, posisi politik sebagai king maker tetap dimiliki oleh Yudhoyono.

Inilah dua kepentingan politik yang, menurut saya, tetap menjadi pertimbangan tentang kalkulasi untung rugi dari proses penentuan kabinet mendatang. Berdasarkan dua hipotesis tersebut, kita bisa memahami dengan gamblang tentang rambu-rambu pemilihan kabinet Yudhoyono.

Mengingat masalah besar yang dihadapi bangsa ke depan adalah masalah ekonomi khususnya masalah pengangguran dan kemiskinan maka jabatan menteri ekonomi akan ditempatkan oleh figur-figur yang sangat kompeten dengan track record yang prima dan prioritas pada profesional yang tidak berafiliasi pada parpol non-Partai Demokrat.

Teori yang kedua, yang perlu kita cermati sehubungan dengan pilihan pengambilan keputusan politik ini adalah teori bounded rationality. Teori ini digagas oleh oleh Herbert Simon yang juga seorang peraih nobel ekonomi.

Bounded rationality terjadi karena kemampuan kognitif manusia terbatas untuk mengolah semua informasi yang ada ditambah pula adanya keniscayaan asimetris informasi.

Hal tersebut yang kemudian menyebabkan orang sering melakukan heuristics atau mengambil jalan pintas dalam berpikir untuk membuat keputusan atau penilaian tertentu. Tidak terkecuali dalam pengambilan keputusan politik, para politisi juga menggunakan heuristics.

Mondak (1994) mengatakan bahwa heuristics dapat membantu individu untuk mengatasi hambatan yang diakibatkan terbatasnya informasi tentang politik.

Dalam konteks bounded rationality ini, setidaknya ada tiga jenis heuristics yang kemungkinan akan digunakan Yudhoyono untuk menempatkan menteri-menterinya; Pertama, pendekatan affect referral: dia akan memilih kandidat yang paling menarik secara emosional atau yang lebih disukainya secara emosional.

Ilustrasi pendekatan ini telah dapat kita lihat bagaimana ketika Yudhoyono lebih memilih Boediono dibandingkan dengan Jusuf Kalla sebagai calon wakil presidennya dalam pemilu presiden yang lalu.

Kedua, endorsement: melalui pendekatan ini seorang menteri dipilih, karena adanya rekomendasi dan garansi dari kerabat dekat, elite politik yang tepercaya (khususnya untuk menteri dari kalangan parpol pendukung), ataupun kelompok-kelompok sosial seperti ormas, organisasi profesi dan lain-lain.

Ketiga, familiarity: Pendekatan ini terjadi ketika menteri yang dipilih, karena telah dikenal atau yang telah diketahui sebelumnya oleh presiden terpilih.

Read On 0 tulis komentar kamu disini

islam bukan teroris


Seseorang yang mengikuti Islam akan menemukan bahwa dirinya dilingkupi oleh ajaran luhur yang bertujuan untuk mendirikan perdamaian antara manusia dengan Allah, Pencipta segala makhluk; antara sesama manusia; dan antara manusia dengan makhluk Allah lainnya. Bagaimana mungkin agama semacam ini dapat berurusan dengan isu-isu terorisme? Dan apakah arti kata terorisme? Beberapa kamus mendefinisikan teroris sebagai orang yang secara sistematis menggunakan kekerasan dan intimidasi untuk mencapai tujuan-tujuan politik atau seseorang yang menguasai atau memaksa pihak lain untuk melakukan sesuatu dengan menggunakan kekerasan, ketakutan atau ancaman.

Definisi-definisi tadi tercakup dalam Al-Quran dengan dua kata, yaitu fitnah dan ikrah. Di dalam Al-Quran, pada bagian yang pertama, Tuhan memulai membicarakan isu terorisme dengan mengajarkan kaum Muslim agar jangan pernah menjadi teroris. Dua dari ayat-ayat awal dari keseluruhan Al-Quran menyebutkan,

“Fitnah itu lebih besar dari pembunuhan” (Qs:2:218)
atau di sisi Allah penganiayaan, atau membuat orang lain ketakutan secara terus-menerus dalam kehidupan mereka, ialah lebih besar keburukannya dibanding melakukan pembunuhan. Dan selanjutnya

“Tidak ada paksaan dalam agama” (Qs:2 : 257),
yaitu, tidak ada satu pun yang memiliki hak untuk memaksa pihak lain untuk memenuhi tuntutan mereka atau memaksa pihak lain untuk mengikuti cara berpikir mereka.

Allah Yang Maha Kuasa memperingatkan orang-orang yang beriman berkali-kali agar mereka tidak menjauh dari-Nya yang merupakan Sumber segala kebaikan. Allah mengingatkan kita bahwa barangsiapa yang menjauh dari-Nya dan membuang segala kebaikan, dan membebaskan diri mereka sendiri dari tata susila dialah yang pada akhirnya mengambil jalan menteror pihak lain, memaksa mereka agar memenuhi tuntutan. Orang-orang yang beriman berulang-ulang diperingatkan bahwa mereka akan kehilangan kasih Allah dan rahmat-Nya bila mereka mulai berperilaku di jalan teror itu.

Mengamalkan Nilai-nilai Kemanusiaan Yang Tinggi

Tetapi islam tidak hanya melarang dengan keras kaum Muslim menjadi teroris. islam juga memastikan bahwa kaum beriman diciptakan untuk mencapai akhlak yang tinggi, berperilaku adab yang baik, dengan menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang mulia yang bisa mengubah mereka menjadi orang-orang yang mencintai umat manusia dengan tulus tanpa membeda-bedakan perbedaan agama, ras maupun status sosial. Tidak ragu lagi bahwa islam menganjurkan diskusi yang atas dasar rasional dan logika dengan orang dari semua agama dan kepercayaan dengan cara nyaman dan tidak memihak, yang bertujuan kebenaran unggul di atas kekeliruan dan kesalahan. Tetapi perlu diingat, bahwa salah sama sekali untuk membenci orang yang keliru dan salah. Orang yang sayangnya memegang prinsip yang salah jangan pernah dibenci. Itulah sebabnya motto Jemaat ahmadiyah ialah “Love for all hatred for none” (cinta bagi semua tiada benci bagi siapapun).

Di dalam islam tekanan kuat yang menakjubkan diletakkan dalam meningkatkan kecintaan kepada umat manusia dan pentingnya menunjukkan kasih dan simpati kepada setiap makhluk Allah, termasuk manusia dan hewan.

Beliau s.a.w. juga menyatakan bahwa Allah tidak mengasihi orang yang tidak mengasihi sesamanya. Standar rasa kasih ditunjukkan oleh Rasulullahs.a.w tidak bisa selain menakjubkan seseorang yang mengetahui betapa kasar dan keras masyarakat di mana beliau s.a.w. lahir. Abu Qatadahr.a meriwayatkan bahwa Rasulullahs.a.w menceritakan kepadanya:

“Suatu kali saya berdiri untuk memimpin shalat, terbersit dalam pikiran saya untuk memperpanjang shalat. Lalu saya mendengar tangis bayi dan saya kemudian mempersingkat shalat khawatir jangan-jangan menyusahkan ibu bayi tersebut”.

Jauh dari menghasut kebencian dan perilaku agresif, islam justru memerintahkan kebaikan dan simpati bagi semua. Nabi Muhammads.a.w bersabda:

“Derma (sedekah) ialah suatu kewajiban bagi setiap bagian tubuh setiap hari di mana matahari biasa terbit. Mendamaikan orang yang bertengkar ialah suatu derma. Membantu orang yang menaiki binatang tunggangannya atau menaikkan barang muatan ke atasnya ialah suatu derma. Perkataan yang baik ialah suatu derma. Memindahkan sesuatu dari jalan yang menyebabkan gangguan ialah suatu derma”.
Beliau s.a.w.. tidak henti-hentinya mengingatkan kaum Muslim agar berperilaku baik kepada tetangga, sabdanya:

“Tidak akan masuk surga barangsiapa yang tetangganya tidak selamat dari keburukannya”.

Beliau s.a.w.. juga menyatakan:
“Demi Dia yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian tidak akan masuk surga jika kalian tidak beriman, dan kalian tidak akan menjadi orang beriman yang sejati jika kalian tidak mencintai satu dengan yang lain. Maukah kuberitahukan sesuatu yang dengannya kalian akan mencintai satu dengan yang lain? Sebarkanlah salam di antara kalian”.

Adalah jelas bahwa orang beriman yang sejati, dan segala orang jujur dan baik selalu menerima sasaran dari terorisme, tidak pernah melakukannya. Kapan saja kecenderungan seperti itu muncul di sebuah masyarakat sehingga rasa damai menjadi terganggu dan masyarakat hidup dalam ketakutan, kaum Muslim diperintahkan untuk menangkis mereka terlebih dahulu dengan mengadakan tukar pikiran dengan pihak yang bertanggung jawab dalam gangguan itu. Al-Qur?an menyatakan:

“Panggillah kepada jalan Tuhan engkau dengan kebijaksanaan dan nasihat yang baik, dan hendaknya bertukar-pikiran dengan mereka dengan cara yang sebaik-baiknya” (Qs:An-Nahl:126).

Dan Al Qur?an secara berulang-ulang memberitahukan kita agar mencari perlindungan dari Allah dengan sabar dan doa. Tetapi bilamana bertukar pikiran dengan orang-orang seperti itu cenderung memburuk dan berdoa untuk mereka tidak berhasil membawa perubahan pada tindakan mereka, selanjutnya Allah berfirman lagi pada bagian akhir Surah An-Nahl , yaitu :

“Dan jika kamu memutuskan akan menghukum orang-orang yang aniaya, maka hukumlah mereka setimpal dengan kesalahan yang dilakukan terhadap kamu” (Qs.16:127).

Allah Yang Maha Kuasa memerintahkan kaum muslimin bahwa ketika segala sesuatu mulai tidak dapat dikendalikan, mereka seharusnya menyatukan kekuatan untuk menegakkan perdamaian dengan menggunakan kekuatan yang masuk akal. Kaum muslim telah diperintahkan oleh Muhammad s.a.w.. agar bekerjasama jika perlu dengan pengikut dari agama lain untuk melakukan hal yang sama

Salah Satu Fungsi Perang Menurut Ajaran Islam

Di dalam Islam, setiap usaha tidak hanya untuk melindungi kaum Muslim, tetapi juga para pengikut dari agama lain. Allah Ta’ala berfirman

“Dan sekiranya Allah tidak menangkis sebagian orang dengan perantaraan sebagian yang lain, niscayalah biara-biara serta gereja-gereja Nasrani dan rumah-rumah ibadat Yahudi serta mesjid-mesjid yang di dalamnya banyak disebut telah dibinasakan” (QS 22 : 41)

Walau bagaimanapun, kaum Muslim telah diperingatkan oleh Pendiri Islam, Hazrat Muhammad, Utusan Allah shallallaahu ?alaihi wa sallam, bahwa ketika mereka memasuki wilayah orang-orang yang sedang meneror dan menganiaya mereka dengan kasar, mereka tidak boleh kehilangan akal sehat dan sikap adil, dan tergiur untuk memulai melakukan tindakan kejam, seperti yang dilakukan oleh para peneror atau teroris. Kejahatan terburuk dari rasa tidak berterima kasih akan dilakukan oleh orang-orang yang telah melupakan bahwa mereka telah baru saja menjadi sasaran dari kekejaman yang buruk, mulai membagikan hal yang sama, yang jika tidak lebih buruk, akan berlaku kejam kepada pihak lain. Nabi s.a.w.. memerintahkan :

“Kalian akan bertemu dengan orang yang mengingat Allah di tempat ibadah mereka. Janganlah berselisih dengan mereka, dan memberi masalah kepada mereka. Di negeri musuh, janganlah membunuh wanita dan anak-anak, jangan pula membunuh orang yang buta dan orang tua. Janganlah menebang pohon, jangan pula meruntuhkan gedung-gedung” Dikutip dari Halbiyyah, vol. 30
Jadi, jihad yang hanya diperbolehkan oleh islam ialah perang orang yang teraniaya melawan orang yang menganiaya, berperang untuk melindungi perdamaian semua orang tanpa memandang agama atau kepercayaan mereka. Taktik-taktik semacam bom bunuh diri, dan lain sebagainya sebetulnya mutlak tidak ada dalam kamus orang beriman yang sejati. Allah Ta?ala berfirman:

“Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri. Sesungguhnya Allah Maha Penyayang terhadapmu”. (Qs. 4: 30).
“Dan janganlah kamu menjerumuskan dirimu dengan tanganmu sendiri ke dalam kebinasaan”, (Qs. 2:196).
islam dengan keras melarang membunuh orang yang tidak berdosa, orang yang tidak menyerang :
“maka ingatlah bahwa tak boleh lagi ada permusuhan kecuali terhadap orang-orang aniaya”. (Qs. 2 194).

Tiga ayat ini cukup untuk mencegah kaum Muslim dari menabrakkan pesawat terbang ke arah gedung-gedung, atau mengirim pembom bunuh diri untuk meledakkan penduduk yang tidak berdosa.

Sewaktu orang jahat menghentikan kejahatan dan telah dihukum setimpal untuk kejahatan mereka, kemudian Allah berfirman:

“Dan, perangilah mereka sehingga tidak ada gangguan lagi, dan agama itu dianut hanya untuk Allah. Tetapi, jika mereka terhenti, maka ingatlah bahwa tak boleh lagi ada permusuhan kecuali terhadap orang-orang aniaya”. (QS:2:194).

Kesimpulan

Kesimpulannya, islam menganjurkan tiga langkah melawan terorisme :

1. Memberikan pendidikan moral yang istimewa kepada semua kaum Muslim, sehingga mereka menjadi orang yang luhur, adil, bermoral, baik dan penuh cinta yang dengannya menjamin bahwa mereka tidak akan pernah mengacaukan kedamaian orang lain.

2. Di mana pun kedamaian dikacaukan, mengadakan tukar pikiran dan argumentasi dengan pelaku kejahatan, dan berdoa dengan tulus untuk mereka, untuk merubah jalan yang mereka tempuh.

3. Jika semua jalan tukar pikiran gagal, kemudian menggabungkan kekuatan dengan semua orang baik untuk bertempur dengan para pengacau hingga perdamaian dipulihkan, tetapi dengan tetap menjaga ketentuan-ketentuan keadilan dalam pandangan.

Adalah merupakan kepercayaan kita bahwa bukan hanya Islam, bahkan tidak ada satupun agama, apapun namanya, dapat menyetujui kekerasan dan penumpahan darah orang yang tidak berdosa, baik laki-laki, perempuan dan anak-anak dengan mengatasnamakan Allah. Para teroris dapat saja menggunakan label-label agama dan politik, tetapi tak ada satupun yang bisa ditipu oleh kelicikan dan tipu muslihat mereka. Mereka tidak melakukan apapun untuk agama. Mereka adalah musuh perdamaian. Mereka harus diperangi pada setiap level seperti yang dianjurkan oleh Islam, agama perdamaian.


Read On 0 tulis komentar kamu disini

KLIK DI SINI SEKARANG

Mengenai Saya

Foto saya
saya adalah seorang pria lajang kelahiran palembang yang berstatus sebagai mahasiswa fakultas ilmu sosial dan ilmu politik di universitas sriwijaya. CP : opick_culun@rocketmail.com opickculun@gmail.com

Followers


MAU BELI BUKU DI SINI TEMPATNYA


Masukkan Code ini K1-Y94A1A-2
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

KONTEN TERBARU

TERBARU SAAT INI

my facebook

TERBARU

tuliskan nama, email dan tujuan/pesan kamu


ShoutMix chat widget